Thursday 28 May 2015

Aku dan Bayangan

Aku suka melihat bayanganku
Terlihat menjulang kala cahaya datang dari belakang
Lebih agung dari aku sebenarnya
Bayangan tidak pernah melarikan sendiri
Tapi bukan kawan atau lawan
Bayangam setara dengan posisi sejajar yang dibuat Tuhan supaya kau bercermin dalam terang

Sampai aku kehilangan bayangan di kegelapan
Resahku menyerang sampai ke tulang
Segera kunyalakan lilin dalam kegelapan ruang
Lalu kutemukan dia kembali
Bergerak kesana-kemari seiring gerak api lilin

"Kukira kau akan terus disisi," kataku pahit
"Tidak pernah aku pergi, kekasih" kudengar jawaban ketiadaan yang kemudian kubalas dengan kebisuan lagi
"Ketika cahaya pagi datang dari depan, aku ada dibelakang. Memastikanmu bergerak mengikuti panduan kebenaran. Ketika siang menyingsing, aku kembali menyatu dengan ragamu, tepat dibawah telapak kaki kanan kirimu, sehingga kita bisa berjalan bersamaan. Dan kala senja tiba, cahaya terbalik di belakang, tapi aku ada di depan menuntunmu kembali pulang" jawabnya fasih dengan kelemah lembutan biksu tirai bambu
"Tapi kau hanya datang saat terang! Lalu kau tinggalkan aku disudut gelap" aku menolak keramahannya mentah-mentah
"Tuanku yang bijaksana, pemilik tubuhku yang hakikat, ketika gelap menyerbu bukan kutinggalkan kau sendiri disudut. Itulah ragaku seutuhnya yang menyelimutimu. Tapi bentukku dalam gelap dipenuhi godaan setan. Maka nyalakanlah cahaya, maka wujudku kembali menjadi manusia bijaksana."

No comments:

Post a Comment