Aku ingin bertanya, apa yang ada ditelinga
Waktu ia mulai tuli?
Kalau aku masuk surga, dan kalau Galileo nanti ada,
Aku ingin bertanya, apa yang ada dipikiran
Ketika ia di jeruji?
Kalau aku masuk surga, dan kalau Einstein nanti ada,
Aku ingin bertanya, apa yang diketahui
Saat ia dikejar Nazi?
Aku ingin menikmati cara mereka menyusun kata
Membuat analogi kritis
Aku ingin mengamati tatapan yang tidak bisa dibunuh tuli, dibalik bui atau diburu paham nazi karena jadi yahudi
Mereka tidak pernah mati
Karena waktu terlalu elastis seperti hukum relativitas
Hanya saja raganya tidak bisa abadi seperti ramuan buatan nicholas flamel
Kisah hayatnya sampai situ saja tidak berlanjut seperti kasus sherlock holmes
Jadi, sampai tiba waktu jadi satu
Dan abracadabra tidak lagi berlaku,
Kita semua bisa bertemu
Dalam interval ruang padang hampa yang tidak masuk akal
Kalau perhitungan neraca amal selesai
Dan pertimbangan tuhan ditetapkan
Akan segera ku cari mereka
Kalau aku masuk surga
Membuat analogi kritis
Aku ingin mengamati tatapan yang tidak bisa dibunuh tuli, dibalik bui atau diburu paham nazi karena jadi yahudi
Mereka tidak pernah mati
Karena waktu terlalu elastis seperti hukum relativitas
Hanya saja raganya tidak bisa abadi seperti ramuan buatan nicholas flamel
Kisah hayatnya sampai situ saja tidak berlanjut seperti kasus sherlock holmes
Jadi, sampai tiba waktu jadi satu
Dan abracadabra tidak lagi berlaku,
Kita semua bisa bertemu
Dalam interval ruang padang hampa yang tidak masuk akal
Kalau perhitungan neraca amal selesai
Dan pertimbangan tuhan ditetapkan
Akan segera ku cari mereka
Kalau aku masuk surga
Lalu titipkan salam-ku pada Hyang Gusti,
ReplyDeletenyawa-ku yang pada akhirnya mati
agar menemu surga.
Seperti niat-mu pada
Beethoven
Galileo
Einstein
kalau perhitungan neraca amal selesai
dan pertimbangan Tuhan ditetapkan.