Tuesday 24 March 2015

tentangvastronomi

[choose your own taste, make your own space] while reading it, i strongly suggest you to listen [pick one or you can add that may fit-in] :
If Only You - Kuma (electronic)
Oh Star - Paramore (pop rock)
Sleepwalk - Kacey Johansing (indie)


      Seperti orang yang trauma pada kecoa,dia menjauhi manusia. Lama menyendiri, dia mengamati kosmik yang mangkir dari perhatian orang pribumi.

       Dia mencintai astronomi. Kecintaannya tidak bisa dijabarkan dengan solusi matematis. Hanya dia yang tertarik dengan daya materi gelap. Seperti hidup setelah mati suri, hanya dia yang mengerti.

       Sering kali dicurahkan isi hati di ruang observatori. Dianggapnya benda mati lebih pandai menjaga kerahasiaan, jadi dia teriakan di bimasakti. Dia paparkan perkara dengan gamblang tanpa perlu menimbang perasaan lawan yang jadi orang kedua. Tidak ada orang yang cukup gila untuk mau bersama. Kalau bisa dia pilih, lebih baik dengan penjaga perpustakaan sebelah. Tapi dia tidak gila.

     Dalam skala sendiri, bisa dibilang dia masih waras. Bukankah manusia cenderung mencintai benda mati? Diapun begitu, mencintai bintang mati jutaan tahun yang lalu yang cahayanya baru sampai ke bumi, terlihat masih hidup berkelap-kelip lalu jatuh sampai sepenuhnya mati dihancurkan mesosfer. Bumi terlalu keji.

    Sayang diapun cuma anak pertiwi yang terpaku dengan gravitasi,  diam-diam tetap menyembunyikan satu cintanya di bumi yang sebanding dengan magnitudo capella di jagat raya.Namanya wanita.

     Tak berdaya di daratan, hanya bisa mengintip ke ekuator langit. Tak apa jualah, toh dari langit selatan sampai ke utara dia bisa menyatukan gugus bintang membentuk wajah cintanya di bumi. Ia bisa mengorbit selamanya di mega kosmos, mendekati cintanya yang terlalu jauh,dengan begitu dia tidak perlu lagi mencari alasan sendiri untuk mengelabui diri kala patah hati. Karena cintanya selebar galaksi.

 

No comments:

Post a Comment