Thursday 5 March 2015

Konvergensi Emosi (ilustrasi kata)

       Hari ini aku keluar berjalan kaki tanpa emosi. Terlalu hambar untuk merasakan panas matahari. Aku berjalan melewati jembatan dilapis semen dengan sembarang. Tak lama, aku lihat rumput berusaha tumbuh menembus retakan. Entah kenapa, aku ikut senang.

      Terus lagi aku berjalan , dengan samping kiri selokan. Sepanjang jalannya dipenuhi rumah kontrakan, juga kostan. Lalu aku lihat dua anak perempuan perebutan boneka barbie yang bersisa satu tangan dan rambut acak-acakan, di seberangnya anak laki-laki dengan sepatu boots biru dan baju kedodoran duduk di tangga depan pintu kosan memperhatikan dengan wajah heran. Akupun jadi ikut heran.

    Aku sudah menempuh jarak 300 meter, sekarang jalan banyak dilalui motor. Harusnya jalan itu hanya satu arah, tapi ada pula pengendara nakal melawan arus kadang-kadang. Sampai aku harus ikut minggir menjauhi resiko terserempet dan terkena becekan. Lalu aku lihat seorang bapak membocengi kakek tua yang berpegangan hanya sekepalan tangan ke jaket pemboncengnya. Duduknya tidak seimbang, segan-segan. Aku jadi ikut tegang.

     Aku terus berjalan, sudah tidak tahu aku dimana. Yang terlihat cuma kendaaraan lalu lalang. Debu berterbangan membuat perih mata, jadi aku menggosoknya. Ketika kubuka, kulihat tukang kerupuk yang memanggul dua kantung besar sedang makan dipinggir jalan. Isinya hanya nasi dengan jumlah luar biasa dan teri-kacang goreng. Jadi hatiku mulai pilu.

    Aku ingin kembali karena sudah terlalu jauh dari rumah, ketika aku berbalik seorang nenek bungkuk setanah menawari pisang sesisir dengan harga lima ribu perak, tidak ada lagi yang dibawanya kecuali sapu lidi seharga dua ribu perak yang ditawarkannya dengan susah payah berbahasa. Aku bergeming, berpikir dengan cepat. Kuambil sisa uang selembar dalam kantung celana, buru-buru kuberi lalu mengambil pisang itu. Aku berlari kembali, merasa ngeri. Karena kali ini aku berbeda, aku penuh dengan emosi. Tapi aku berterima kasih.

Untuk Tuhan yang membiarkanku merasakan, konvergensi emosi dalam sehari.

 

No comments:

Post a Comment